Posts

Showing posts from May, 2017

Sekadar Opini: "Ada Yang Hilang, Begitu Dekat, Tepat di Depan Jari-Jemari Kita" (Part II)

Image
Ada yang hilang di tengah masifnya arus informasi, tepat di depan jari-jemari kita, begitu dekat, dan kita masih saja berseolah tidak tahu dan tidak mau tahu. Padahal problematika kebangsaan dan kebernegaran kita berada diambang batas kebhenikaan, yang dimana kerukunan antar umat, suku, ras maupun etnis semakin memanas dan terpecah. Sedang orang kepercayaan dari kita yang duduk di pemerintahan masih saja sibuk dengan kepentingan politik. Mungkin untuk partai politiknya, mungkin. Atau mungkin lagi, di balik kekacauan integritas ini, selayaknya sebuah drama yang telah diskenariokan oleh sang sutradara, mereka yang melihat permainan drama kita sedang tertawa terbahak-bahak. Sesuai dengan rencana dan naskah cerita, kanyaknya berkata. Jujur ada yang hilang di tengah masifnya arus informasi ini, begitu dekat, tepat di depan jari-jemari kita. Sedang mahasiswa yang notabene diberkati gelar adihulung sebagai agen of change, of control dan sebagai macamnya itu, masih saj

21 Mei: Hari Patah Hati Nasional

Image
"Cukup sudah, Kau sakiti aku lagi, Serpihan perih ini, Akan kubawa mati." Mungkin sepenggal lirik lagu dari D'masive ini bisa mewakili segenap kepatah-hatian rakyat Indonesia. Menjadikan ataupun menetapkan tanggal 21 Mei pada tahun 2017 sebagai pengawal hari patah hati nasional untuk rakyat Indonesia sebenarnya tidaklah begitu kelewatan. Setidaknya menurut saya pribadi dan para fans-nya. Gimana tidak, sosok Raisa, si pelantun lagu "Serba salah" yang sejak kemunculannya langsung dijadikan prototipe The Best of Woman In Indonesia pengganti Dian Sastro dan juga sebagai figur penenang nan penyejuk rakyat Indonesia di tengah kegaduhan politik identitas saat ini, secara tiba-tiba memutuskan betunangan dengan Hamish Daud. Jadi tidaklah terlalu menghebohkan diri ketika rakyat Indonesia mendapatkan kabar pertunangan secara sepihak itu, bagaikan kesambar petir di siang bolong, karena sakitnya tuh memang di sini "sambil menunjuk hati&quo

Primordialisme dalam Organisasi Mahasiswa

Image
Indonesia sebagai negara kepulauan yang dimana setiap kepulauannya masih terbagi lagi dari daerah-daerah yang memiliki identitas berbeda-beda, menjadikan negara berasaskan Pancasila ini sebagai negara kesatuan yang memiliki keberagaman suku, ras dan agama. Majemuk. Atau bisa kita sebut dengan bhineka tunggal ika. Kemudian, salah satu konsekuensi dari kenyataan adanya keberagaman dan juga dari perasaan keberbedaan yang terlalu berlebihan itu, memunculkan paham primordial, atau primordialisme. Yakni suatu paham yang menunjukkan sikap berpegang teguh pada nilai-nilai yang sejak semula melekat pada diri indvidu, seperti kelompok suku, ras, dan agama. Setidaknya ada dua faktor, dari artikel yang pernah saya baca, yang begitu kuat mengapa primordialisme bisa tumbuh dan berkembang di berbagai aspek kehidupan, terutama di aspek sosial Kampus. Pertama, adanya sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam kelompok atau perkumpulan sosial. Kedua, adanya suatu sikap untuk

Satu Paragraf: Bunuh Diri Filosofis

Mulai hari ini aku harus memikirkan masalah-masalah lain. Terutama terbelengkalainya masalah kuliah dan meninggalkan masalah-masalah yang berputar-putar dalam skala kecil ini. Persoalan kuliah yang tidak tahu sampai kapan ini harus dengan cepat aku pertanggungjawabkan. Tanpa itu, aku tidak bisa memandang masa depan secara tegas. Sebuah harapan orang tua kepada anaknya yang telah lama kuemban ini, kuusahakan secepat mungkin rampung. Meski begitu, aku harus flasback ke belakang. Sambil melihat, memilah dan mencari makna dari momen-momen masa lalu yang telah kutempuh. Terutama momen-momen benturan yang barusan terjadi. Tanpa begitu, aku hanya akan menjadi seorang dengan berkepribadian tanpa proses. Bisa dibilang agak sakit dan menyakitkan jika kembali mengenang momen-momen yang pahit itu. Tapi, sekali lagi, tanpa seperti itu saya akan tetap menjadi seorang aku yang hanya bisa mengaku saja, tanpa pemahaman betapa makna proses itu adalah sebuah pijakan untuk melompat. Jadi, aku harus m

Absurditas: Bunuh Diri Filosofis

Image
“Saat kehidupan dilumbungi dengan rasa-resah, cemas, jenuh, dan derita, pengorbanan akhirnya bersahabat dengan “absurditas”. Lepaskanlah jiwamu dengan membunuh jasadmu. Namun, bila rasa takut untuk mati menggebu hingga tak kuasa menahan perinya yang teramat-dahsyat, Lepaskanlah jasadmu bunuhlah jiwamu, dengan cara membunuh akal, imaji atau pikiranmu. Sebab, dunia tak lagi dapat dipikirkan. Setelah itu, bunuh dirimu. Tetapi, Bunuhlah dirimu dengan bijak, “bunuh diri filosofis”bukan bunuh diri shofis”. Pemikiran Plato dalam amatan penulis senantiasa terjalin-erat dengan konstruksi hubungan alam idea dengan alam materi. Yaitu, Platon berusaha membuktikan keberadaan ‘eksistensi’ objektif realitas diluar persepsi manusia lewat teori Arketipe, atau teori pengingatan kembali. Teori pengingatan kembali 'Plato', menjadi argumentasi fundamental untuk melawan pemikiran shofisme di zaman itu. Kedua implikasi permasalahan besar dari teori tersebut menjamur ke dalam mental mental

Habis Dian Sastro Terbitlah Raisa.

Image
Raisa hadir di waktu yang tepat, tidak hanya tepat waktu. Kedatangan Raisa sebagai selebtritis di dunia industri musik Indonesia bak sebuah perjuangan pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia yang menghantarkan para jomblo-jomblo menuju pintu gerbang khayalan asmara baru, dengan selamat sentosa dan bahagia. Merdeka. Atau kita ubah kata jomblo dengan sebutan tuna asmara, ya? Kata jomblo selau punya kesan dan stigma negatif di sosial media. Iya, tuna asmara saja. Hal itu mengingatkan dan mendasari bahwa sesungguhnya para jomblo di tanah air ini juga punya hak yang sama atas segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan kesan dan stigma negatif bagi para jomblo harus dihapuskan.  Hal itu tidak sesuai dengan peri kemanusian dan peri keadilan, dan diganti tuna asmara.    Tidak seperti lagunya yang menerjebakkan para kaum gagal move on dalam sebuah ruang nostalgia, bagi tuna asmara kehadiran Raisa adalah pembuka horison untuk melepaskan mimpi buruk yang amat gelap pad

Enggak Gampang Hidup di Negeri Agamis

Image
Memang tidak gampang hidup di negeri yang sangat agamis, yang kesemua aspek dari kehidupan tingkah laku rakyatnya harus bersumber dari nilai-nilai agama. Begitu susah dan tidak berperi. Hidup di negeri agamis dalam pandangan penulis, tidaklah gampang dan serba salah. Gimana tidak serba salah, akibat kultur agama yang begitu kuat dari berbagai aspek di setiap lini kehidupan, terutama oleh yang mayoritas, kebebasan berpikir kita-pun terbatasi. Contohnya, seperti sedikit kita berpikir radikal saja sudah dibilang liberal. Kalau sudah disebut liberal lantas diasingkan. Padahal kan berfikir radikal itu penting supaya kita dapat berpikir sampai mendasar dan sampai kepada hal prinsip. Artinya, berpikir radikal itu menjadi suatu proses dimana kita menelaah persoalan sampai keakar-akarnya supaya mendapat jawaban yang lebih hakiki. Dan mencari jawaban hakiki sudah menjadi fitrah dari kemanusiaan manusia. Tidak hanya itu saja ketidak-gampangan hidup di negeri yang serba agamis in

Antara Idealisme dan Politik: Ironi Perpecahan Duo HMI

Image
Sebenarnya tulisan ini telah lama Penulis tulis, sewaktu masih menjabat di struktur kepengurusan HMI Cabang Yogyakarta periode 2016-2017. Yaitu, ketika Penulis menulis Laporan Pertanggungjawaban bersama kawan-kawan seperjuangan di Biro Kesekretariatan, M. Haekal Ryanda dan Faizal Hadi K. Tetapi dari tulisan tersebut sedikit ditambah beberapa muatan dan pengeditan kembali. Sebagaimana tulisan-tulisan sejarah lainnya, apalagi tergolong masih muda dalam menuliskan sejarah, tentu tulisan ini bukanlah tulisan murni dari pribadi Penulis. Penulis banyak sekali mengambil data-data secara berpotongan dari buku sejarah-sejarah HMI lainnya. Terutama dari Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Besar (PB) dan Cabang-Cabang. Terkhusus lagi dari buku berkas putih “Dinamika Sejarah Perpecahan HMI” dan “Sejarah HMI di Tengah Dinamika Nasional.” Ada beberapa landasan secara pribadi kenapa tulisan ini ditulis. Salah tiga dari beberapa hal itu, adalah: Pertama, keterbatasan ingatan manusia sehingga