Posts

Showing posts from December, 2017

Aku ber-Konstitusi, maka Aku ber-HMI

Tak elok rasanya kalau mendaku berislam tapi tak ber-Muhammad SWA, ber-Indonesia tapi tak ber-Pancasila, berpujangga tapi tak bersyair, dan tak ber ber lainnya. Begitu pun dengan HMI. Mendaku ber-HMI tapi tak berkonstitusi, meminjam sebait lagunya Inul Daratista, bagai sayur tanpa garam. Hambyar, enggak enak, dan omong kosong. Jika kita pernah dengar nama Rene Descartes, filosof yang dianggap masyhur di abad modern ini pernah menyusun dikotomi: Res extensa (yang berpikir) dan res cogitans (yang dipikirkan) lewat diktum terkenalnya: Cogito ergo sum (aku berpikir, maka aku ada), maka dalam konteks HMI kita akan temukan diktum: Aku berkonstitusi, maka aku berHMI. Kenapa demikian? Karena keber-HMI-an kita bergantung bagaimana kita memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai Konstitusi itu ke dalam diri kita. Baik itu secara individu maupun organisasi. Kita tak boleh begini, kita harus begitu. Kita harus membayar uang pangkal, tak boleh tidak. Kita harus punya peranan terhad

Kuhaturkan Lewat Puisi

Puisi ini Mungkin tak seindah puisi lainnya Tapi bagiku puisi ini punya arti Tiap kata yang terangkai dalam puisi ini Adalah pantulan dari senyummu Yang mendorong penaku Untuk menuliskannya   Puisi ini Kamu tahu aku penulisnya Karna aku yang tak berani mengucapkannya   Puisi ini Kamu tahu aku penulisnya Karna aku yang tak berani mengungkapkannya   Puisi ini Kamu pun tahu aku adalah penulisnya Karna aku yang tak tahu lagi harus bagaimana   Maka, Kutitipkan saja puisi ini diingatanmu Karna aku percaya, ‘mengingat’, adalah virus kecil dari cinta Jika dibiarkan olehmu, aku adalah segalanya