Ngobrol Enak: Antara Cinta, Fallacy & Dia
"Cinta itu indah, boi. Ia hadir untuk memberikan pengharapan lewat kasih dan sayang. Tidak ada kepantasan untuk kita bersedih di dalam cinta. Cinta itu menguatkan bukan melemahkan hati." Kata saya mencoba bijak. Lontaran kalimat itu saya katakan ketika mencoba mengalihkan obrolan diskusi kami yang awalnya bertemakan filsafat, untuk beralih menjadi ngobrol enak betemakan cinta di salah satu kedai kopi di daerah Kaliurang KM 12.5, meskipun saya sangat tahu bahwa kami berdua adalah sepasang laki-laki jomblo. Tapi bukankah jomblo juga punya hak untuk membicarakan cinta? Saya kira dia-pun akan sepakat dengan pedapat saya. Tapi apa jawabnya dari si Kawan yang saya panggil boi itu? "Tahu apa kau tentang cinta? Selama ini-pun tidak pernah saya melihatmu dekat dengan perempuan." Nyelekit, dan sangat terbilang pedas sekali untuk didengar. Jika mencoba mengambil makna dari perkataan yang terbilang sangat menyakitkan itu secara bijak, melihat ...