Satu Paragraf: Apa Aku Bahagia?
Aku menghadap cermin dan memandang pantulannya. Aku melihat aku. Aku coba tersenyum, dan sejumput kenangan menjemput dan membawaku berkelana jauh sekali: pergi ke masa lalu dan melihat aku yang dulu. Aku jadi nostalgia bila kuingat masa kanak-kanakku yang begitu riang, masa pelajar atau remajaku yang penuh kegembiraan dan masa awal mahasiswaku yang penuh dengan optimisme. Aku juga teringat kembali masa pergaulanku dengan kawan-kawan lama dengan segala adegan dan mimpi-mimpi indah yang mungkin takkan pernah aku temui lagi. Kini, mereka telah maju kedepan dan meneruskan kemantapan garis hidupnya, dan tinggallah aku yang mungkin terus di belakang, tanpa berani berbuat apa-apa, terjebak dalam perenungan kesia-siaan: sebenarnya apa garis hidupku ini? Aku berpikir: “Apa aku terlihat menyedihkan?” Lalu berkata lagi kepada diri sendiri: “Apakah aku merasa sedih?” Sebenarnya, apa itu kebahagiaan? Apakah bahagia harus sama seperti mereka? Kenapa mereka tak bisa mengerti bahwa aku hidup dengan h...