Satu Paragraf: Apa Aku Bahagia?
Aku
menghadap cermin dan memandang pantulannya. Aku melihat aku. Aku coba
tersenyum, dan sejumput kenangan menjemput dan membawaku berkelana jauh sekali:
pergi ke masa lalu dan melihat aku yang dulu. Aku jadi nostalgia bila kuingat
masa kanak-kanakku yang begitu riang, masa pelajar atau remajaku yang penuh
kegembiraan dan masa awal mahasiswaku yang penuh dengan optimisme. Aku juga teringat
kembali masa pergaulanku dengan kawan-kawan lama dengan segala adegan dan
mimpi-mimpi indah yang mungkin takkan pernah aku temui lagi. Kini, mereka telah
maju kedepan dan meneruskan kemantapan garis hidupnya, dan tinggallah aku yang
mungkin terus di belakang, tanpa berani berbuat apa-apa, terjebak dalam
perenungan kesia-siaan: sebenarnya apa garis hidupku ini? Aku berpikir: “Apa
aku terlihat menyedihkan?” Lalu berkata lagi kepada diri sendiri: “Apakah aku
merasa sedih?” Sebenarnya, apa itu kebahagiaan? Apakah bahagia harus sama
seperti mereka? Kenapa mereka tak bisa mengerti bahwa aku hidup dengan hidupku
bukan dengan kehidupan mereka? Jika aku tidak bisa mendapatkan apa yang mereka
dapatkan, apa lantas aku terlihat menyedihkan? Aku paksakan diriku tetap tersenyum
melihat aku yang ada di dalam cermin, dan kembali bertanya: “Apakah kamu
bahagia?” Aku bahagia menjalani hidupku. Melakukan semua yang aku sukai dan
tidak. Sebenarnya, ekspektasi mereka lah yang membuatmu tak bahagian dan sedih.
“Jika bahagia, kenapa kamu masih enggan bertemu dengan mereka? Kenapa kamu
harus terus-menerus bersembunyi? Apa yang salah dengan dirimu? Apa yang salah
dengan kehidupmu? Sampai kapan kamu tetap bersembunyi?” tanyaku kepada diriku
dalam cermin. Aku tidak tahu. Aku juga tak
tahu kenapa aku begitu tidak suka bertemu dengan teman lama. Aku tidak tahu
kenapa aku tidak bisa membanggakan hidup yang aku punya. Dan aku pun tidak tahu
kenapa aku suka bersembunyi. Bahkan aku tidak tahu pula kenapa pada akhirnya
aku belum bisa menerima kenyataanku dan berteman dengan teman baru. Tapi, apa
aku masih bahagia? Entahlah. Sepertinya sebuah kesepian adalah ketakutan dalam kehampaan,
aku hanya takut. Takut terluka. Takut mendengar penilaian orang lain tentangku
dan hidupku. Aku cenderung beda melihat dunia. Atau, apa saat ini aku telah menjadi
orang yang tertutup dan egois?
If you're trying to lose fat then you certainly have to try this totally brand new custom keto meal plan.
ReplyDeleteTo produce this keto diet, certified nutritionists, fitness couches, and chefs united to produce keto meal plans that are powerful, decent, cost-efficient, and delightful.
Since their launch in January 2019, 100's of clients have already transformed their figure and well-being with the benefits a proper keto meal plan can give.
Speaking of benefits: in this link, you'll discover eight scientifically-proven ones offered by the keto meal plan.