Bukan Huruf, Tapi Buta Data
“Dulu kita mengatakan jika buta huruf adalah ukuran kemunduran. Tapi hari ini, atau berapa tahun kelak, ukuran kemunduran adalah mereka yang tidak mampu membaca data,” ungkap M. Nailul Amani, lulusan Teknik Industri UII 2016, saat mengantarkannya ke Stasiun Tugu Yogyakarta, pulang ke Jakarta. Saya tergugah. Pikiran saya kemudian terlempar pada rentang waktu Januari-Februari lalu. Mengenai anjloknya harga buah naga di kabupaten Jawa Timur yang diakibatkan panen raya. Petani tak bisa menjual buah naga karena harga di pasar terlalu murah. Sialnya, otoritas pemerintah dalam menyikapi kasus tersebut malah menghimbau agar petani buah naga untuk menahan diri menanam buah naga secara bersamaan dan dianjurkan berpindah bisnis ke bidang lain. Andai pemerintah mempunyai big data dan mampu menginterpretasikannya dalam transformasi bisnis, kenyataan mungkin akan bicara lain. Paling tidak, peng-interpretasian big data akan mampu menekan harga dengan memanfaatkan (data) di daerah mana yang siap...