Belajar dari Cu Pat Kay: Siluman Babi Yang Dihukum 1000 Kali Penderitaan Cinta

“..., dari dulu begitulah cinta, deritanya tiada pernah berakhir” Jawab Pat Kay suatu ketika saat kakak pertamanya, Song Go Kong, bertanya mengapa ia kok berani mengacak-ngacak roda waktu di Kayangan dan memilih murka sang Kaisar Langit daripada hidup tenang di Kayangan.

Teruntuk kalangan pemuda-pemudi yang pernah nonton serial kisah Journey to the West atau Kera Sakti, siapa memang yang tidak mengenal Pat Kay? 

Siluman babi yang ditugaskan Dewi Kwan In menemami Biksu Tong Sam Cong bersama Song Go Kong dan Whu Ching mencari kitab suci ke barat itu, sebenarnya adalah seorang lelaki yang sangat gentelmen tidak seperti Romeo: Pendapat ini dikuatkan menurut artikel yang pernah saya baca.

Kisah kasih Pat Kay sangatlah beda dengan kisah Romeo. Romeo yang menyaksikan atau mendapati kekasih hatinya mati, Juliet, malah memilih lari kenyatan dan bunuh diri. Berbeda dengan kisah Pat Kay terhadap Chang E. Tetapi stigma pada realitas sosial yang biasa kita temukan, keberadaan siluman babi yang dulunya bernama Tiang Feng ini selalu dipandang negatif dan dijadikan bahan olok-olakan.

Drus, hidungmu kanyak Pat Kay.” Kata temanku kepada Idrus Syamsi, yang kemudian kelak lebih dikenal atau disapa dengan panggilan simpig daripada nama aslinya. Satu cerita ini sebagai salah satu contoh betapa hinanya Pat Kay di mata kita.

Oleh sebab itu, melaui esai ini, saya mencoba mengajak para pembaca untuk berfikir lebih sedikit bijak. Bijak dalam artian memandang sisi lain dari Pat Kay yang sebenarnya bisa menjadi bahan pembelajaran bagi kita. Sejenis kontemplasi nyeleneh. Yakni, memandang Pat Kay dari kisah masa lalunya terhadap Chang E. Hal ini supaya kita tidak terjebak dalam genjutsu absolute iblis, yang melihat dan menilai segala sesuatu dari sisi buruk saja.

Begini Kisahnya:
Dahulu, sebelum Pat Kay terjatuh dari roda waktu dan berengkarnasi menjadi siluman babi, Pat Kay adalah seorang Panglima besar di Kayangan. Bernama Tiang Feng, berparas tampan, sangat nasionalis dan diberi tugas menjaga stabiltas keamanan di Kayangan.

Tidak harus menunggu negara api menyerang, Tiang Feng selalu turut andil untuk kemaslatan Umat di Kayangan. Berkat ketangguhan dan kegigihan menjaga Kayang, Tiang Feng-pun menjadi sangat populer, serta membuat Dewi-Dewi Kayangan-pun terpikat hati olehnya.

Tidak ingin terjebak dalam dunia asmara, Tiang Feng pun tetap milih jalan jihad-nya. Tetap memegang tegug idealisme, tapi tidak bersumpah slibat seperti Laksamana. Hingga dikemudian waktu, ketika Tiang Feng melihat Chang E, sang Dewi Bulan di bulan, ia jatuh cinta padanya.

Pada suatu hari, di sela-sela istirahat dalam bertugas, panglima Tiang Feng melihat Chang E terjatuh dari bulan. Tiang Feng-pun bergegas dengan berseolah menjadi laki-laki tampan yang penuh cinta untuk menyelamatkan sang idaman hatinya tersebut.

Ternyata naas yang diterima oleh Tiang Feng. Tiang Feng terlambat sekian detik saja dari Wu Kang yang menyelamatkan Chang E. Wu Kang merupakan panglima Kayangan lainnya. Atas kejadian itu, cinta Wu Kang dan Chang E bersemi, dan cinta Tiang Feng-pun bertepuk sebelah tangan.

Tidak ingin menyerah terhadap nasib, Tiang Feng mencoba merubah takdir cintanya dan menyelinap masuk ke tempat roda waktu di Kayangan. Yakni, suatu tempat di mana waktu bisa berubah atau terulang. Setelah semuanya telah direncanakan secara matang, waktu itu pun datang. Yakni, di mana waktu terulang kembali ketika Cang E jatuh dari bulan.

Tetapi keberuntungan belum memihak, Tiang Feng masih kalah cepat daripada Wu Kang. Tiang Feng masih belum mau menyerah. Ia mencoba lagi, lagi, lagi dan lagi. Tetapi bukan cinta dari Chang E yang Tiang Feng dapatkan, melainkan hukuman dari Kaisar Langit akibat perbuatannya mengacak-acak roda waktu.

Hukuman yang diterima-pun dari Kaisar Langit tidak tanggung-tanggung. Hukuman dimana Tiang Feng harus melalui 1.000 kali reinkarnasi, dan di setiap kehidupan rengkarnasinya ia harus mengalami penderitaan cinta. (Banyangkan, jika kita yang mengalami 100o kali rengkarnasi dan 1000 kali patah hati itu, kan ngeri. haha)

Saat menjalani serangkaian hukuman, terjadi kecelakaan. Kecelakaan dimana Tian Feng terpeleset dan jatuh di jalur reinkarnasi hewan. Tian Feng  akhirnya terlahir menjadi siluman babi yang kemudian dipanggil Pat Kay dan mendapat tugas mulia menemani biksu Tong Sam Chong bersama Sun Go Kong dan Whu Cing ke barat mengambil kitab suci itu.

Pada saat perjalanan mencari kitab suci ke barat, Go Kong pernah bertanya padanya: “Pat Kay, kenapa kamu nekat melanggar peraturan kayangan, padahal kamu tahu bahwa kamu tidak akan bisa mengubah takdir?” 

Jawabnya Pat Kay: “Cintaku kepada Chang E lah yang mendorongku untuk berbuat demikian, Kakak. Sampai saat ini aku tidak menyesali mencintai Chang E, walaupun cintaku bertepuk sebelah tangan. Sebab, dari dulu begitulah cinta, deritanya tiada berakhir.”

Menyimak dari kisah cinta Pat Kay terhadap Chang E, apalagi teruntuk pembaca yang sering dilanda patah hati, pembejaran yang bisa kita ambil adalah:  Pertama. Kenyataan itu lebih nyata daripada rencana atau berbicara tentang kenyataan. Jadi jangan pernah lari dari kenyataan meski kenyataan itu pahit. Tetapi ngomong doang sih gampang ya?, sama kek Mario Teguh kepada sahabat supernya. 

Kedua. Cinta itu nasib dan memiliki atau menikah itu takdir. Pat Kay bisa merencanakan cintanya terhadap Chang E, tetapi Pat Kay tidak akan bisa merencanakan Chang E sebagai kekasih atau istrinya. Sama sebagaimana kisah Rahwana terhadap Shinta. Ketiga. Kita harus bersyukur. Secara hitungan matematis, patah hati yang kita alami tidak mungkin nyampek seperlima persen dari kepatahhatian Pat Kay. Bahkan seper-persennya-pun tidak ada. 

Keempat. Jangan pernah menyesali cinta yang membuat kita patah hati. Cinta dan patah hati adalah dua entitas yang ada di dunia ini, dan sudah menjadi sunnahtullah-Nya: Takdir Tuhan. Jika diantara kita tetap tidak mau menerima dua entitias tersebut, maka jadilah Tuhan. Tapi, saran dari saya belajarlah berenang terlebih dahulu, karena Fir'aun mati tenggalam. Kelima. Bersabarlah bagi kalian yang terus dilanda patah hati, itu adalah cobaan. Sebab, dari dulu begitulah cinta, deritanya tiada pernah berakhir.

Juga dimuat di bangor.in, pada tanggal 04 April 2016

Comments

  1. Salam kenal semuanya
    jangan lupa mampir ke blog aku ya :)
    banyak artikel menarik, bermanfaat dan lucu ^^
    Dan jangan lupa adu keberuntungannya di Taipanpoker. org yach
    http://artikeltaipanpoker.blogspot.com/2018/01/10-mitologi-asal-indonesia.html

    ReplyDelete
  2. Keren mas foto patkainya saya izin save ya buat foto whatsapp .. Quotes patkai satu lagi "Cinta sejatiku telah lama pergi, aku sangat mencintainya serasa ingin mati saja"

    ReplyDelete
  3. Halo boleh tolong insert credit untuk fotonya, kebetulan sy yg gambar..hehe makasiii :D

    https://www.instagram.com/p/4OWHuylKP1/?igshid=1k7sg5sn3mmo5

    ReplyDelete

Post a Comment

Postingan Populer

Contoh Membuat TOR yang Baik dan Benar

Satu Paragraf: Apa Aku Bahagia?

Sekilas Sejarah Penyusunan/Kelahiran Khittah Perjuangan HMI

Absurditas: Bunuh Diri Filosofis