#GoodByeBangor: Terimakasih Telah Mengisi Satu Ruang di Dunia Leterasiku
Terhitung sejak tanggal 10 Juni kemarin,
untuk waktu tepatnya kurang begitu jelas karena masih terbilang syubhat untuk
saya katakan, dan tanpa adanya babibu dan bubiba mengapa terlebih dahulu,
bangor.in datang memberikan kabar yang lebih menyakitkan dan men-syok-kan diri
saya daripada pertunangan Raisa dengan Hamish Daud. Yakni, menyatakan bubar
tanpa disertai alasan.
Kabar bubar tersebut saya dengar melalui
salah satu krunya. Seperti halnya ketika orang sedang berpacaran yang sudah
kadung dibuat lena dan meluncur ngebut ke rasi bintang paling romantis, eh
tiba-tiba, tanpa disertai petir sebelum hujan, mentang-mentang sekarang sudah
masuk musim kemarau, keputusan tanpa alasan mengapa bubar itu, saya seperti
didesak oleh segenap umat pesakit-hatian dunia untuk ikut serta mengumandankan
lagu galaunya Cita Citata: Sakitnya Tuh di Sini, di Dalam Hatiku.
Seenggaknya-kan, kalau ingin menutup usia
dan menyatakan untuk wafat terlebih dulu memberikan sedikit woro-woro dan
alasan mengapa bubar lah. Meskipun alasannya hanya fiktif belaka seperti yang
dilakukan oleh mojok.co pun tidaklah apa, karena keputusan bubar yang saat lagi
sayang-sayangnya tanpa disertai alasan itu memang sakit bukan main.
Yang ada alasan saja masih terbilang sakit
dan mencabik-cabik hati, apalagi yang tidak ada. Kan, enggak enak. Sakitnya Tuh
di Sini, Pas Kena Hatiku.
Dari pada menggalaukan diri dan menyatakan
kesakitan hati yang nanti terbilang sangat lebay, serta sampai menyalahkan keputusan
bubarnya bangor.in tanpa alasan itu. Saya sangat yakin, seyakin-yakinnya Hizbut
Tahrir dengan konsep khilafaf-nya, pasti dibalik pembubaran bangor.in tanpa
alasan itu ada beberapa perihal yang tidak patut didengar dan kemudian jadi
seperti halnya dokumen negara sangat rahasia yang hanya dikonsumsi beberapa kru
saja.
Melalui tulisan ini, saya hanya ingin
menyampaikan perihal lainnya, selain nanti saya ingin mengucapkan salam
perpisahan, yang bagi saya begitu amat penting untuk sampaikan kepada khayalak
ramai meski hanya sebatas spekulasi saya tanpa penelitian yang terbilang
ilmiah karena memang lagi malas neliti.
Perihal itu, selain kolom artikel bangor.in
diisi oleh tangan-tangan jahil penuh jahanan anak muda yang berusaha sok bijak, ternyata,
saya sangat berkepastian kalau, mereka adalah golongan sosial yang begitu hina
dimata masyarakat dengan bumbuan alayers saat ini.
Betapa saya tidak mengatakan tidak hina kalau mereka, penulis dari bangor.in, merupakan golongan dari manusia-manusia
yang terhimpun atas nasib yang hampir bisa dikatakan serupa. Yakni, golongan
jomblo dan gagal move-on.
Memang ada sih, yang katanya sudah punya
kekasih, tapi kan mempercayai keshahihan perkataan penulis bangor.in, sama
seperti halnya kita percaya kalau bumi itu adalah datar. Memakai logika-logika
yang ingin masuk akal dari ke absudardan premis-premis pembentuk.
Jika tidak percaya, selain sebagai salah
satu buktinya dari kedua golongan itu sekaligus masuk dan menjelma pada diri
saya, baca dan analisislah secara psikologi para penulis bangor.in lewat
tulisannya.
Artikel “Ini bukan Nostalgia, dan Aku Sudah
Tidak Cinta” sebagai salah satu contohnya. Meskipun si penulis mengaku dan
sangat tegas pula mengatakan bahwa tulisan itu tidak dilatarbelakangi oleh
kesensaraan gagal move on, kalau kita baca secara sekmasa, betapa si penulis
sangat meromantisi kisah masa lalunya.
Jika itu bukan tindakan dari orang gagal
move-on, lantas apa? Ingin mengabadikan kenangannya sebagai kesan yang harus
selalu diingat? Aihss, itukan hanya salah satu definisi lain dari gagal move
on. Iya, enggak?
Sedang untuk betapa jomblonya para penulis
bangor.in lewat tulisan lainnya, coba kalian cari dan analisis sendiri karena
cendurung sangat banyak dan begitu mudah. Tentunya supaya saya tidak begitu banyak
menulis dan menjelaskannya pula. Biar enggak ribet dan malas pula lah. haha
Terlepas kehadiran mereka datang dari
golongan sosial yang begitu hina, tapi para khayalak ramai juga perlu tahu kalau sebenarnya, sedikit membela diri karena saya juga salah satu mereka,
bukanlah manusia-manusia yang menggalaukan dirinya seperti halnya umat jomblo
lainnya, yang ketika malam hari termenung, menangis, merintih, muntab dan
bahkan sampai murtad dari jomblo syari’atnnya.
Tidak, mereka tidak seperti itu. Mereka itu
adalah jomblowan dan jomblowati yang be-cover budianduk, eh budiman dan
budiwati ding, yang melepaskan kebelengguan hatinya dengan dicurahkan dalam
bentuk karya tulis yang dibumbuhi dengan gaya satire, konyol dan penuh homor.
Tentu agar si pembaca bisa mendapat ilham dan inspirasi dari manipulasi
kegersangan hati mereka.
Selain itu pula, mereka adalah para jomblo
dan para kaum ulama yang gagal move-on dengan mendedikasikan tulisannya sebagai
salah satu aruf informasi di tengah betapa kejamnya pemberitaan yang naudubillah
min-hoax nya saa ini. Jadi betapa hinanya mereka, menurut saya,
bisa dimakfuh, karena mereka telah mendesainkan diri sebagai kaum jomblo dan gagal move
on yang produktif dan insprisatif. Dan ini yang perlu kita tiru.
Sebelum saya menutup tulisan ini dengan
ucapan terimakasih karena bangor.in sudah mengisi satu ruang di petak hati dalam dunia literasiku yang mungkin butuh beberapa waktu untuk mengakui kalau ia memang sudah tiada, ada satu
pertanyaan yang bahkan sampai tulisan ini saya buat masih begitu
mengiyang-ngiyang di otak mesum ini.
Satu pertanyaan itu teramat penting saya
ketahui jawabannya. Pertanyaan itu adalah, satu, dua, tiga, mohon kalian dengar, eh baca ding, secara seksama agar tidak bias, slogan: "Sedikit Cengos Banyak Ngasoh” itu apa
sih artinya? Itu penting. Sepentil, eh sepenting jawaban dari pertanyaan “Apakah
Julia Perez ketika sakit dan sampai wafat pay*dara nya tidaklah menyusut?”
Sekian. #GoodbyeBangor, terlepas kamu tidak
punya pay*dara dan bahkan seperti besarnya pay*dara Julia Perez karena memang
di alam ketiadaan sana tidaklah dinilai dari betapa besarnya ukuran pay*dara
untuk mengukur pahala, semoga kamu tenang dalam ketiadaanmu. Jangan khawatir, ketika kelak nanti kamu
dibutuhkan lagi pasti mereka, mantan kru dari bangor.in, akan mendatangkan dan
meminta bantuan kepada Sanin Orochimaru untuk membangkitkanmu dari kematian lewat
Justu Edo Tensei.
#GoodbyeBangor#RIP#SemogaKauTenangDalamKetiadaanmu
Comments
Post a Comment