Posts

Showing posts from March, 2017

Apa Enak Jadi Manusia?

Image
Katakan padaku, menjadi binatang apa yang kau inginkan? Akan kuubah dengan sihirku. (Hikayat 1001 Malam: Kisah Fakir Kedua) “ Enggak gampang menjadi manusia ” Sepenggal kalimat (Hal: 1) disalah satu novel Eka Kurniawan, O. Dalam novel ini, Eka Kurniawan mencoba membawa kita dalam satu perenungan filosofis: Betapa susahnya menjadi manusia. Diperankan oleh seeokor monyet, O, yang berkeinganan menjadi manusia untuk memperjuangankan cintanya terhadap kekasihnya, Entang Kosasih, yang menurut perkonoannnya telah berengkarnasi menjadi manusia: Kaisar dangdut. Meski tahu bahwa menjadi manusia itu tidaklah mudah, O tak pernah putus asa. Ia selalu mengamati apa yang para manusia lakukan, kemudian mempraktikannya. Terkena lemparan bonggol jagung saat akan mencuri sepeda roda tiga dan dipukul panci saat mengintip seseorang yang tengah mandi adalah salah dua hal yang tidak menyurutkan niatnya untuk menjadi manusia. Hingga pada pertengahan cerita terhadap keinginannya u

Ada Yang Hilang, Begitu Dekat, Tepat di Depan jemari-Jemari Kita

Image
Ada yang hilang di tengah masifnya arus informasi ini, tepat di depan jemari-jemari kita, begitu dekat dan kita masih saja berseolah tidak tahu. Padahal, problem-problem kebangsaan mulai merajalela, kerukunan antar umat semakin mengikis, isu primodial mulai memanas, rakyat kecil semakin tertindas. Sedang orang kepercayaan kita yang duduk di gedung DPR sana, masih sibuk dengan perutnya sendiri. Kepentingannya pribadi. Jujur, ada yang hilang di tengah masifnya arus informasi ini, begitu dekat dan kita masih saja sibuk mencari hastag populer untuk memposting status di Instragram, untuk menambah follower katanya.  Mungkin benar juga apa yang pernah ditulis oleh Muhammad Al-Fayadl pada tanggal 09 Maret 2017 lalu, di facebook-nya; andaikan saja mahasiswa tak dilenakan oleh seminar-seminar motivasi, tak dilarang membaca buku-buku kritis, dan tak sibuk dengan kegalauan-kegalauan kejombloan asmara yang  bermentalitet borjuis kecil, mungkin akan berbeda ceritanya. Atau mungkin

Inuyasha dan Kikyo: Cinta Tak Sampai

Image
Kisah ini bermula 50 tahun sebelum masa kedatangan Kagome, yang menjadi rengkarnasi Kikyo. Dahulu, 50 tahun lalu, Kikyo adalah seorang pendeta jelita penjaga sikonotama: Bola Empat Arwah. Bersama dengan adiknya, Kaide, Kikyo harus menjaga Sikonotama dengan taruhan nyawa.  Namun menjaga Sikonotama tidaklah mudah, karena Sikonotama memiliki kekuatan yang amat dahsyat, sehingga baik siluman atau manusia berusaha untuk mendapatkannya. Hal ini juga berlaku bagi Inuyasha (tokoh utama dalam anime ini), setengah siluman yang bertekad untuk menjadi siluman sempurna. Mencoba menyingkat waktu, Inuyasha-pun bertemu dengan Kikyo dan bermaksud untuk mendapatkan Sikonotama. Tapi, Kikyo mengatakan bahwa Inuyasha tidaklah seperti siluman lainnya. Karena, Kikyo melihat sisi lembut dalam diri Inuyasha. Inuyasha yang mendengarnya terhenyak, karena Kikyo-lah orang pertama yang melihat sisi baiknya dan menganggapnya bukan siluman jahat. Inuyasha-pun mengurungkan niatnya dan berusaha meng