Posts

Showing posts from April, 2018

Satu Paragraf: Tentang Sandal

“Seprestisius apapun sandal Hotel, ia tak akan pernah bisa membawamu berjalan jauh. Sebab, ia hanya sandal spons yang ringkih dan murahan. Sebaliknya, sejelata apapun sandal Swallow, ia akan selalu siap kau ajak menyusuri jalanan yang jauh dan terjal sekalipun, karena ia adalah sandal karet yang kuat dan nyaman.” Kata Agus Mulyadi. Kala kami masih sibuk membandingkan sandal Hotel dan Swallow, datanglah laki-laki berbadan tegap, memakai tas kecampang dan bersandal Eiger. Dari perawakannya dapat ditebak kalau ia adalah seorang pendaki. Setelah memesan kopi kental, ia mengambil tempat duduk tetap di depan kami. Bagaikan Waliyullah , ia langsung menimpali obrolan enak kami seolah ia telah mendengarkan isi percakapan kami dari perjalanannya menuju kedai Bento Kopi. Dan berkatalah ia bak sebuah sabda. “Memilih sandal bukan perkara mudah dan gampang, Cong. Butuh laku spiritual tinggi dalam memilih sandal yang pas untuk kita.” Kopi kental yang ia pesan pun datang. Ia menyeruput kopi kental itu

Era Milnial, Tantangan Perkaderan HMI

Image
Secuap Keresahan Perkaderan HMI memang tak ada habisnya diulik. Ia seolah Pancasila yang tak hentinya dikaji di tengah keterasingannya pada babak politik identitas. Ruang-ruang diskusi pun masih banyak diisi olehnya –Perkaderan. Entah dipahami atau tidak itu lain persoalan. Bahkan diujung kegalauan, tatkala kebisingan perubahan zaman mulai mengendap di permukaan, tak pelak seputar relevansinya pun dipertanyakan: Benarkah Perkaderan masih relevan? Bukankah zaman sudah berubah? Bukankah Perkaderan harus mengikuti zaman? Ataukah, zaman harus mengikuti Perkaderan? Tentu persoalan di atas bukanlah ruang sakral yang tak bisa kita ulik atau dikotak-katik. Toh, meskipun Perkaderan memiliki kedudukan yang sentral tentang mati-hidupnya HMI, Perkaderan ( red : Khittah Perjuangan dan Pedoman Perkaderan) bukanlah kitab suci yang tak lepas dari kritik/pembenahan. Terlebih, Perkaderan kita tidak mengalami perubahan (lokakarya) sejak tahun 2006. Lebih dari satu dekade, bayangkan!! Banya