Satu Paragraf: The God Delution

The God Delution. Adalah sebuah keberanian menerbitkan buku penuh kontroversi ini dalam bahasa Indonesia. Meski buku ini bukan buku baru, terbit 2006, tp polemik yang ditimbulkan masih bergaung hingga saat ini. Buku ini bahkan dianggap sebagai kitab sucinya orang atheis. Dalam pengantarnya saja, Dawkins secara gamblang mengatakan dg penuh harap yang telah membaca bukunya ini dapat mengantarkan pembacanya pada satu pemahaman yang sama: menjadi ateis. Tentu saja kalimat penuh agitasi ini menyebabkan para pemuka agama di Amerika maupun Eropa yang mayoritas beragama Kristen marah dan membuat buku tersebut mendapat cercaan di mana-mana. Sisi lain, sebenarnya, keinginan membaca buku ini sudah terbesit berapa tahun silam, 2014, saat begitu asik mencerna The Mind of God: The Scientific Basis for a Rational World karya Paul Davies. Tapi, entah kenapa tenggelam begitu saja oleh kesibukan tak begitu produktif. Kemudian, beberapa waktu lalu, dalam satu perbincangan pada satu malam yang tidak begitu hangat keinginan yang telah tenggelam dalam alam bawah sadar tersebut terpantik oleh satu kalimat provokatif: betapa superioritas agama dalam sejarah kebudayaan kita telah menjembatani jutaan manusia menjadi mayat untuk saling menghunus pedang. Dawkins juga mempersoalkan hal ini. Seperti, betapa agama monotheisme (Yahudi, Kristen dan Islam) telah menjadi kejahatan paling kejam dalam sejarah manusia. Kita bisa buka buku sejarah jika tak percaya akan hal ini. Dalam pada itu, hal yang hendak digugat oleh Dawkins melalui buku ini adalah agama supernatural. Agama supernatural adalah agama yang menganggap bahwa Tuhan adalah sosok yang superhuman, sosok manusia yang maha sempurna, maha melihat, maha mengontrol, maha menetapkan kemana masuknya manusia. Seolah-olah manusia adalah mahluk yang tidak berdaya, tidak dapat mengontrol dirinya yang segala sesuatunya sudah dikontrol sepenuhnya dan ditetapkan oleh Tuhan. Dawkins sendiri adalah seorang ahli biologi evolusi yang mempelajari teori evolusi biologis. Bagi Dawkins sainslah yang berusaha susah payah menjawab segala bentuk ketidak-tahuan manusia. Hal ini berbeda dengan orang-orang bergama yang hanya menerima jadi seperti apa yang telah ditetapkan dalam agama. Dawkins menyebutnya sebagai Tuhan yang khayal atau mistis dan tidak ada (God Delusion). Tapi ingat! Teruntuk kita, orang Indonesia, percayalah menjadi athesis adalah perkara yang amat riskan. Bagaimanapun kita tetap harus mengisi kolom agama di KTP meski kita ngotot tak beragama. Jika ngotot mengosongkannya, kita bakal kesulitan melamar kerja, mengakses layanan publik, dan menjadi PNS. Bahkan sampai perkara menikah. Ayo, pilih atheis atau slibat (tidak menikah)?


Comments

Postingan Populer

Belajar dari Cu Pat Kay: Siluman Babi Yang Dihukum 1000 Kali Penderitaan Cinta

HMI, Alasan Mengapa Aku Menjadi Bagian darinya

Contoh Membuat TOR yang Baik dan Benar

Pulang, Karya Leila S. CHudori

Emansipasi: Kedudukan Wanita dan Laki-Laki