Posts

Showing posts from 2024

Saru Paragaraf: Warna

Hujan. Jalanan basah. Langit menampakkan wajah muram tanpa sebuah salam hangat. Gerombolan manusia yang berjalan membawa kesedihan dan kebahagiannya masing-masing. Perasaan yang kadang hanya bisa diterka dari raut wajah, ekspresi atau tingkah laku. Bagaimanapun hujan membuat hari ini dingin dan melelahkan. Satu kesibukan datang dengan begitu kejam dan menyedot habis seluruh perhatianku hingga tidak lagi memiliki kesempatan untuk mendatangkan pikiran tidak penting seperti biasanya. Arah jarum jam seolah bergerak tergesa-gesa. Seperti tidak ingin bersahabat denganku dengan sedikit saja memberikan jeda untuk bermalas-malasan barang sejenak. Eh, aku salah. Mengejar sesuatu rupanya membuat satu detik menuju 60 menit menjadi begitu lambat. Seperti hari ini, di mana aku terjebak dalam pusaran waktu yang memaksaku mencintai kenyataan. Tentang hari jum’at dengan hujannya yang deras, dan tentang hari jum’at yang tak mampu menghadirkan ruang untukku memperhatikan banyak hal, termasuk warna. Hingg...

Terimakasih, Kini Aku Pulang

Lis, sudah lama, ya? Suratmu pernah kubaca di malam yang panjang, ketika hujan turun tanpa jeda, seolah ingin menemani perasaan yang entah sedang mencari apa. Aku tidak langsung membalasnya saat itu. Surat itu kusimpan rapi dalam folder kenangan yang tak sengaja kubuka saat mencari sesuatu yang lain —atau mungkin, mencari sesuatu yang pernah membuatku merasa hidup, meski hanya sesaat. Entah kenapa aku membiarkannya diam begitu lama di sana; tanpa balasan, tanpa kata, dan tanpa kabar. Mungkin karena waktu itu aku sadar bahwa tidak semua hal harus dijawab saat luka masih terbuka. Tidak semua perasaan perlu dikejar saat masih tertatih oleh harapan. Tidak semua kisah pantas dilanjutkan kembali karena pada akhirnya kita menginginkan akhir yang berbeda. Aku mengakui, ada hari-hari di mana suratmu terasa seperti senyum yang hangat, seperti dulu, tapi kini terasa perlahan menjauh. Seperti matahari musim dingin yang hanya menyinari, namun tak menghangatkan. Aku sempat membacanya setengah hat...