Satu Paragraf: Jangan Takut Pada Gelap

Malam itu akhirnya datang juga. Tanpa gerutu dan tanpa siasat. Seperti jala hitam yang mengepung kota. Seperti segalon tinta yang ditumpahkan seekor cumi raksasa ke seluruh permukaan Yogyakarta. Atau juga, seperti warna masa depan yang tak bisa kuraba. Dalam kamar gelap ini, aku tak mengenal matahari, bulan, atau arloji. Tapi kegelapan yang mengepung ruangan ini penuh dengan aroma bahan kimia dan rasa cemas. Hening. Begitu sunyi. Begitu sepi. Aku tak relevan lagi. Namun Sekelebat, di ujung kejauhan masa, aku teringat apa yang dikatakan Sang Penyair dalam novel Laut Bercerita. Katanya, jangan takut pada gelap. Gelap adalah bagian kehidupan. Tak ada bayangan tanpa cahaya dan tak ada cahaya tanpa bayang. Pada gelap ada terang meski hanya secercah, di ujung lorong. Kita, terusnya Sang Penyair, hanya jangan sampai tenggelam pada titik kelam, karena kelam adalah tanda kita sudah menyerah. Kelam adalah lambang kepahitan. Satu titik di mana kita merasa hidup tak bisa dipertahankan lagi. Terdekap rasa putus asa dan rasa sia-sia. 

Comments

Postingan Populer

Belajar dari Cu Pat Kay: Siluman Babi Yang Dihukum 1000 Kali Penderitaan Cinta

HMI, Alasan Mengapa Aku Menjadi Bagian darinya

Contoh Membuat TOR yang Baik dan Benar

Satu Paragraf: The Star Maker

Pulang, Karya Leila S. CHudori